Sederhananya, semua penghasilan atau sumber pemasukan yang didapat suami-istri dan dialokasikan untuk pos-pos belanja, berapa jumlah uang untuk pos tabungan, investasi, charity, biaya rumah tangga dan darurat dan sebagainya.
Apabila dalam bulan tersebut ternyata surplus, maka kelebihan ini dapat digunakan menjadi bahan bakar tujuan keuangan yang diinginkan (membeli aset, wisata, pendidikan lebih tnggi atau apapun itu). Jika defisit, maka harus ditutup kekurangannya dari tabungan atau sumber lainnya atau harus mengurangi biaya dari pos yang ditentukan. Langkah selanjutnya adalah disiplin menjalankan kesepakatan yang telah ditentukan bersama.
3 Falsafah Tiongkok yang dapat digunakan dalam menyusun Anggaran Belanja Keluarga
1. CENGLI: Fairness
cengli secara harfiah berarti adil. Dalam berumah tangga, prinsip cengli diutamakan karena mencerminkan keharmonisa rumah tangga. Selain itu, cengli juga diartikan sebagai sikap jujur(adil dan jujur), harus ada keterbukaan dan kejujuran dalam Anggota keluarga.
Jadi, prinsip cengli merupakan setiap pasangan menjunjung tinggi sikap keterbukaan atau transparansi atas setiap anggaran yang diputuskan dalam berumah tangga. Dengan demikian, mereka memiliki kepercayaan satu sama lain yang nantinya menjadi contoh bagi anak-anaknya.
2. CINCAI: Flexible (luwes)
Cincai diartikan sebagai sikap fleksibel (luwes), maklum, dan mudah diajak kompromi. Maksudnya, setiap atau beberapa pos pengeluaran dapat terbuka untuk kompromi dan fleksibel bila ada keadaan mendesak dan diluar dugaan. Prinsip ini dalam keluarga sebagai sesuatu yang simpel yang diimplementasikan sebagai kemudahan dalam proses mengelola keuangan. karena setiap item anggaran yang ditetapkan tidak selalu harus kaku, namun dapat diperbaiki sesuai kondisi.
3. CUAN : Profit (keuntungan)
cuan yang berarti secara harfiah untung. Dalam berrumah tangga bila ada perubahan anggaran, sejatinya setiap pasangan mengutamakan keuntungan atas opsi perubahan itu. Namun, kata cuan biasanya tidak diartikan dalam bentuk uang saja, lebih dari itu adalah azas manfaat. Segala sesuatu yang tidak menghasilkan manfaat, hendaknya disingkirkan.
Karenanya, mengelola anggaran rumah tangga harus mengutamakan kesederhanaan dan penghematan untuk hal-hal yang tidak prinsipal, tujuannya untuk menciptakan "cuan"
Dalam berumah tangga sejatinya mempertimbangkan keuntungan atas item pos yang ada. Oleh karena itu, kedua pasangan harus bisa menjamin keuntungan atas pos anggaran atau bila terjadi perubahan pada pos anggaran tersebut.