Photo pexels-nataliya-vaitkevich-6919754
Masalah ekonomi merupakan salah satu penyebab perceraian yang cukup tinggi dan kerap dialami oleh banyak pasangan. Tekanan finansial akibat ketidak jujuran pasangan, tidak ada keterbukaan dalam mengelola keuangan dapat menyebabkan pertengkaran yang dapat mengakibatkan perceraian.
Kurun watu dari tahun 2016-2018 terdapat 1,1 juta pasangan yang bercerai. Data Dirjen Peradilan Agama Mahkamah Agung mencatat, pertengkaran adalah penyebab paling tinggi (46,6 persen). Karamnya bahtera rumah tangga juga dipicu faktor ekonomi (28,2 persen) serta meninggalkan pasangan (18,2 persen). Perceraian paling sering terjadi di Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Pada 2018, faktor ekonomi menjadi penyebab perceraian tertinggi di Jawa Timur.
7 Masalah Finansial Pemicu Konflik Besar
1.Tidak terbuka soal keuangan
Jangan pernah berbohong sekali kali soal keuangan kepada pasangan, ini sangat rentan dan pasti akan memicu pertengkaran hebat. Salah satu pondasi terbaik dalam membina rumah tangga adalah menjaga sikap untuk jujur dan terbuka satu sama lain. Apapun masalah keuangannya, sebaiknya disampaikan kepada pasangan. Dengan saling terbuka maka akan semakin mudah mencari solusi bersama.
2.Kartu kredit terselubung
Kartu kredit adalah kartu utang dan kartu kredit bukan dana tambahan. Kartu kredit bukan untuk berjaga jaga, untuk berjaga jaga maka menabunglah. Ingat, penggunaan kartu kredit untuk dana darurat seringkali menjadi sebab terjebak hutang yang tidak akan pernah lunas. Kartu ini sangat tidak cocok untuk orang yang tidak mampu disiplin. Jangan pernah coba-coba memiliki kartu kredit terselubung dalam rumah tangga. Menurut laporan CreditCards.com, sekitar 31 persen orang berpendapat bahwa menyembunyikan kartu kredit dari pasangan lebih buruk daripada berselingkuh.
3.Berhutang atau memberi pinjaman diam diam.
Jika salah satu dari pasangan memiliki banyak utang secara diam diam atau memberikan pinjaman kepada orang lain termasuk keluarganya secara diam diam. Dapat dipastikan kepercayaan pasangannya hilang. Selain tidak menghargai pasangan, tetapi juga membohongi pasangan. Hal ini berpotensi besar pada perceraian.
4.Punya simpanan uang atau aset rahasia
Rumah tangga berpotensi retak jika salah satu dari Anda memiliki simpanan uang atau aset yang dirahasiakan. Meski pada tahap awal mungkin tampak tak berbahaya, namun hal tersebut dapat memicu pertengkaran. hakikat perkawainan adalah menyatunya 2 individu menjadi satu kesatuan. Ketidakjujuran ini memicu kecurigaan terhadap pasangan,
5.Tidak menyusun anggaran bersama
Saat lajang, Anda bebas menyusun anggaran sesuai keinginan. Namun, setelah menikah Anda tidak lagi bebas. karena Anda telah memilih dan terikat pada pasangan. Penyusunan anggaran harus melibatkan pasangan dalam setiap pengambilan keputusan. Jika tidak, masalah akan datang menghampiri.
6.Tak punya tujuan keuangan
Pasangan yang tidak memiliki tujuan keuangan, akan sangat sulit mengatur keuangannya, terlebih tidak memiliki tujuan jangka panjang. Situasi ini berpotensi memicu pertengkaran, sebab uang yang dimiliki mungkin akan menguap begitu saja untuk hal-hal yang sebenarnya bukan prioritas.
7.Boros/terlalu hemat
Kebanyakan orang pasti merasa kesal pasangannya menghambur uang untuk hal konsumtif. Masalah akan makin rumit jika pasangannya sampai berutang sana-sini untuk memenuhi perilaku tersebut.
Disisilain, berhemat itu baik, tapi jika salah satu dari pasangan terlalu ‘ketat’ dalam hal keuangan, hal itu akan memicu terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga. Ingat, berhemat bukan berati tidak bisa menikmati hasil jerih payah yang telah dilakukan.
Jangan sampai perselisihan dalam keluarga karena finansial, atau masalah uang, karena Derajat uang LEBIH RENDAH dari derajat Manusia. Manusia Ciptaan Tuhan, sedangkan Uang ciptaan Manusia.
Uang adalah alat kebaikan yang dapat menolong dalam hidup berumah tangga. Rawat dan jaga dengan penuh tanggung jawab. Jangan hamburkan uang untuk hal yang tidak penting. Terlebih diam diam digunakan tanpa diketahui pasangan.
Uang bisa menjadi hamba yang sangat baik, tetapi juga bisa menjadi tuan yang jahat