Setiap orang tua bertanggungjawab penuh atas kelahiran anak. Mengadakan anak atau tidak pertama-tama bergantung dari tindakan bebas orang tua. Orang tua bertanggung jawab membuat suatu rencana mengenai jumlah anak-anak yang bakal mereka besarkan dan juga kapan sebaiknya bayi akan dilahirkan. Hubungan seks dalam perkawinan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis,melainkan keikutsertaan suami-isteri dalam karya penciptaan Allah. Maka sejatinya disertai kesediaan ntuk menyambut kehadiran anak
Selaras Kehendak Ilahi,
Konsili Vatikan 2 Gaudium et Spes no 50 "Tugas untuk mengadakan dan mendidik anak-anak merupakan panggilan khas suami-isteri. Dalam mengamalkan panggilan ini mereka hendaknya menyadari bahwa mereka bekerjasama dengan cinta Sang Pencipta. Mereka seakan-akan menjadi pentafsir cinta ilahi ini. Oleh karena itu, suami-isteri akan menunaikan tugas mereka dengan tanggungjawab insani dan Kristiani. Dengan bersikap takwa dan patuh kepada Tuhan, mereka akan mencapai keputusan yang tepat atas pertimbangan dan usaha bersama-sama. Kesejahteraan mereka sendiri dan anak-anak mereka, baik yang sudah maupun yang bakal dilahirkan, akan mereka pertimbangkan. Demikian pula keadaan materiil dan budaya hidup mereka sendiri maupun zaman mereka. Akhirnya, mereka perlu memikirkan juga kepentingan seluruh keluarga, masyarakat dan Gereja. Orangtua sendirilah yang pada akhirnya mengambil keputusan di hadapan Tuhan. Dalam hal ini hendaknya suami-isteri Kristen sadar, bahwa mereka tidak boleh bertindak semaunya. Tindakan mereka haruslah dibimbing oleh hati nurani yang selaras dengan kehendak ilahi".
Keluarga Berencana, Merencanakan atau membentuk keluarga yang sehat sejahtera dengan membatasi kelahiran termasuk kapan sebaiknya bayi akan dilahirkan. Ada beberapa cara dalam pengaturan kelahiran anak, namun ada yang diizinkan oleh Gereja dan ada yang tidak. Setiap keluarga, keluarga Katolik secara khusunya, mesti memperhatikan indikasi dan kontra indikasi dari berbagai cara pengaturan kelahiran anak tersebut.
1. KB BUATAN/ABORTIF: Pengaturan kelahiran melalui alat atau metode yang tidak diizinkan gereja
Metode buatan bertentangan dengan kodrat pria maupun wanita serta hubungan mereka yang paling mesra. “Persatuan seksual diceraikan dari prokreasi: tindakan itu menghilangkan keterbukaan alaminya bagi kehidupan”.
2. KB ALAMI: Pengaturan kelahiran selaras dengan Kehendak Ilahi.
Metode KBA ini, dianjurkan untuk digunakan umat Katolik, agar umat mencintai kekayaan tata alamiah hidup manusia, agar umat semakin mendalami rencana Allah dalam keluarga, sekaligus dengan metode ini umat terhindar dari efek negatif KBB.
Metode KBA ini, dianjurkan untuk digunakan umat Katolik, agar umat mencintai kekayaan tata alamiah hidup manusia, agar umat semakin mendalami rencana Allah dalam keluarga, sekaligus dengan metode ini umat terhindar dari efek negatif KBB. Metode KB Alami ini mengatur kelahiran yang menghormati hukum alam yang diterangi dan diperlengkapi oleh wahyu ilahi